People Come and Go

Beberapa waktu terakhir cuaca enggak jelas dan susah diprediksi. Kalo dipikir-pikir akhir-akhir ini rasanya seperti sibuk sekali dan tidak ada jeda untuk sekedar berleha-leha. Meski begitu aku baru saja mendapat kabar bahagia. Danar akan melangsungkan pernikahannya beberapa hari lagi. Tentu saja, aku ikut bahagia mendengarnya. 

Setelah bersamanya aku pernah ada di fase benar-benar menyesal. Tetap bersama dia meski orang-orang terdekat menentang. Berusaha menulikan telinga tentang apapun hal buruk yang berkaitan dengannya, membutakan mata meski banyak hal yang menyakitkan bisa aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Seakan-akan aku tidak butuh yang lain selain dia, semuanya jadi genap kalo sama dia, dan bakal kurang kalo itu bukan dia. 

Bener ya kalo orang lagi sayang-sayangnya tuh bakal se-buta itu. Aku jadi lupa bahwa sesungguhnya "People come and go". Ketika dia akhirnya "go" dengan cara pelan dan menyakitkan tuh rasanya dunia jadi runtuh seakan-akan tidak ada tempat lagi untuk seorang aku yang malang. Ternyata, setelah bertahun-tahun berlalu dan banyak merenung kalau misalnya aku gak ketemu dia, sama dia, sayang sama dia kayaknya jalan hidup gak akan kayak gini deh. Aku gak akan punya pemikiran yang seperti sekarang ini, aku gak akan sadar bahwa aku gak perlu kok sama orang yang seperti ini, aku juga gak akan sadar bahwa ada sifat-sifat atau perilakuku yang harus dihilangkan dan baru sadar setelah kehilangan dia. 

Ternyata dari istilah "People Come and Go" ini juga bisa bikin aku bersyukur bahwa yang jelek atau gak enak atau yang kita sesali pun bisa bikin kita menjadi lebih baik dan menyadari banyak hal. 

Komentar

Postingan Populer