Lihatlah matahari, lihatlah aku ! (Landasan Paralayang)
Karena Jogja enggak melulu tentang gudegnya, juga tentang banyak
kuliner lainnya yang bikin orang-orang enggak bosen buat berkunjung ke sini.
Jadi begini bakal aku ceritain tentang sisi romantis kota Istimewa yang katanya
bikin orang lain enggak kepengen pulang kalo udah disini. Sepenuhya setuju kalo
soal itu. Apalagi dari sisi pelajar kayak aku statement itu kudu dipercaya banget. Buat para pelajar yang rela
merantau jauh-jauh nimba ilmu kesini untuk pengorbanan itu ada harga yang
setimpal yang bakal didapatin. Bahagia. Pelajaran hidup. Dua hal ini udah pasti
bakal kita rasain.
Aku pelajar yang asli daerah timur, Nusa Tenggara Barat. Harusnya aku
enggak perlu jauh sampe kesini kalo Cuma mau kuliah plus travelling macem-macem. Di daerahku kampus negeri ada swasta juga
sama juga enggak kalah bagus. Untuk jalan-jalan? Enggak perlu ditanya ada icon terkenal bernama pulau Lombok
disana yang katanya kayak surga buat wisatawan luar dan dalam negeri. Enggak
cuma itu, daerahku juga punya pulau Sumbawa dengan sederet pulau kecil yang
sungguh-sungguh indah banget sampe Putri Diana dari kerajaan Inggris pernah
kesana.
Tapi, bukan itu yang aku maksud. Jogja, lewat kesederhanaan juga
keramah-tamahannya. Nyuguhin banyak hal yang menjanjikan versi aku. Nyuguhin
keberhasilan yang menjanjikan, tawa yang enggak berkesudahan, pelajaran hidup
yang berharga, juga nyuguhin matahari senja yang aku gilai seumur hidup aku.
Iyah, diantara banyak orang didunia aku termasuk orang yang cinta sama suasana
dan visualisasi matahari senja yang beranjak menuju peraduannya setelah
seharian membanggakan diri diatas singgasananya.
Landasan paralayang. Kenapa harus disini? Aku juga enggak tahu
sebenarnya. Kebetulan aja saat itu kami dapat tugas dari kampus bikin film yang
kebetulan dalam script yang aku tulis ada latar matahari senjanya. Dan you know
lah bagi pecinta senja kayak aku cukup terkagum-kagum sama ciptaan Tuhan yang
satu ini. Sangat direkomendasikan buat yang suka sama senja buat mampir
sebentar kesini.
Kenapa suka matahari? Kenapa suka matahari yang udah mau terbenam?
Karena kalo aku suka matahari yang lagi terang-terangnya lebih terkesan
ambisius dan keras. Meskipun ambisius aku lebih suka matahari yang udah mau
terbenam. Senja tepatnya. Karena dari senja aku belajar bahwa tiap yang dating
pasti kembali, tiap yang cerah pasti akan redup tapi tetap indah, juga dengan
senja bisa diambil pelajaran bahwa matahari enggak perlu terus-terusan sombong
tetap ada dilangit untuk memperlihatkan kalo dia hebat karena hebat butuh jatuh
lalu berdiri lagi. Karena enggak ada hebat yang tanpa pengorbanan. Aku juga
kayak gitu. Lihatlah matahari itu, lihatlah aku. Aku, orang yang ingin hebat
dengan mencontoh matahari.
Komentar
Posting Komentar