Romantisme Jaman Praktis



Aku, termasuk satu diantara banyak cewek penggila drama korea. Penyuka banyak kisah atau dongeng romantis yang ada didunia. Enggak tahu kenapa ketika nonton atau baca kisah-kisah itu seperti aku ngeliat langsung detail kejadiannya. Mungkin karena kegagalanku untuk belajar hal-hal berbau sastra yang berujung pada berkecimpungnya aku didunia sains hingga kini menginjak semester delapan akhir.

Sejak usia belasan hingga saat ini sudah banyak banget dongeng-dongeng romantis yang udah aku baca seperti dari Disney bahkan ku tonton semua filmnya. Mulai dari beauty and the beast, sleeping beauty, snow white, Cinderella dan cerita-cerita lainnya yang aku hapal sampai diluar kepala.

Enggak cuma kisah dongeng ala anak-anak aku juga jadi suka baca kisah-kisah cinta di Zaman Nabi-Nabi yang penuh pergolakan hebat dan betapa setianya para isteri mereka. Betapa lapang dadanya para isteri itu menunggu para suaminya yang pulang dari perang demi berjuang dijalan Allah. Betapa bahagianya baca kisah Fatimah yang dihujani rasa sayang dan kesetiaan oleh Ali bin Abi Thalib suaminya.

Banting stir dari kisah islam pada zamannya yang enggak kalah membuat hatiku gusar. Kesenanganku baca kisah-kisah romantis aku lanjutkan dengan berbagai genre bacaan. Mulai dari novel untuk kalangan semua umur sampai teenlit yang notabene merupakan kisah romantis labil ala anak ABG. Oh please, umurku 21 tahun sekarang. Apa-apaan ini? Banyak yang tidak habis pikir dengan hal itu. “Apa salahnya memperbanyak wawasan bacaan?” kilahku dengan cepat takut raut muka sialan ini nampak tidak bersahabat.

Setelah banyak aku renungi, diantara sekian banyak kisah cinta yang romantis dan mengharu biru. Nyatanya aku masih lebih suka romantisme antara ayah dan ibuku. Aku paling suka adegan tiap kali ayah mengacak pelan rambut ibu saat menghampirinya didapur. Atau ketika ayah mencium kening ibu saat hendak bekerja dibalas dengan tatapan lembut dan ciuman ditelapak tangan ayah. Juga ketika ayah dengan muka lelahnya bergegas masuk rumah ketika mendengar mama enggak enak badan padahal menurutku itu hanya flu biasa. Reaksi ayah yang terkadang berlebihan itu seperti ketika melihat adegan-adegan FTV didunia nyata.


Begitulah pendapatku setelah membaca dan menggilai banyak kisah-kisah romantis yang pernah ada. Enggak tau kalau ada kisah romantis lain yang mungkin belum aku tonton atau aku baca. Inilah kenapa aku menyebut kisah mereka adalah kisah paling romantis di jaman praktis dimana romantisme bisa kau umbar dimanapun terlebih lagi sosial media. 

Komentar

Postingan Populer