Cerita Kehilangan

Malam itu, hujan ikut merayakan kehilangan. Meramaikan tangis dan dentum rindu. Perihal kehilangan yang amat menyakitkan. Dia pergi. Mungkin selamannya. Kepergiannya meninggalkan jejak pilu. Menciptakan palung yang amat dalam dihati. Hari-hari berat tanpa dia terlewati begitu saja. Dulu aku terbiasa dengannya tapi sekarang tidak sungguh menyiksa. Berhasil memang. Namun diwarnai tangis yang terkadang pecah hanya karena satu hal kecil yang  menyeruakkan kenangan. Hati berkabung. Kekesalan banyak orang yang menjadi tempat tumpahan resahku, bagaimana hatiku dan sebegitu besarnya cinta yang aku curahkan untuknya.

Sepertinya semua mulai bosan mendengar ceritaku tentang kehilanganmu.

Dibenakku, banyak pertanyaan yang berkelebat memaksa untuk dijawab. Kenapa kamu pergi? Untuk apa kamu pergi? Dimana hatimu akan berlabuh? Seperti apa orang yang telah memenangkan hatimu? Seberapa hebatkah dia? Apa yang dia miliki dan tidak aku miliki?

Menyadari dirimu terlihat biasa meski telah kehilangan aku. Yang menobatkan diriku sendiri sebagai pemilik hatimu yang utuh. Meruntuhkan segala kekuatan yang aku bangun sebegitu tingginya. Mimpi yang sebegitu indahnya. Ternyata aku pernah teramat menyayangi pemilik tangan hangat yang dulu selalu menggenggam jemariku. Ternyata aku pernah sesayang itu pada hati yang kini menutup seluruh pintunya untukku.

Tentang kehilanganmu, entah cerita apalagi yang bisa aku utarakan.  

Komentar

Postingan Populer