SAKIT CINTA
Kalau
boleh jujur, aku memang menikmati keterkejutan yang terpampang dihadapanku. Mungkin do’i mengira
aku akan segera berlari kemudian menyemburkan banyak pertanyaan perihal apa
yang dia perlihatkan. Adegan mesra berupa tangan bersambut mesra itu hanya bisa
memberikanku reaksi “berhenti tepat dihadapan pasangan anyar itu, tersenyum
agak sinis, kemudian lenggang kangkung setelah sebelumnya memberikan sedikit
basa-basi berupa ucapan selamat dan tatap yang mengisyaratkan aku ikut
bahagia”.
Basa-basi
yang sesungguhnya amat singkat itu terasa lama ketika pada saat yang sama aku
dapati hati yang mulai terasa akan meledak, tangisku hampir saja pecah, juga
kepala yang berdenyut-denyut. Cepat-cepat aku paksa kaki untuk melangkah. Aku
hanya ingin secepat mungkin sampai rumah memaksakan diri untuk tidur lalu lupa
peristiwa beberapa jam yang lalu.
Aku
memang sudah berjanji sesegera mungkin melupakan dia tapi apalah daya inilah
akhirnya dari cinta pertamaku. Harus kandas saat aku sedang sayang-sayangnya
sekaligus menimbulkan luka dihati dan tak bisa ditutupi. jadi meski terlihat
amat sangat baik diluar tetapi hati tetap selalu tidak bisa dibohongi. Aku
masih sayang dia, masih rindu yang sebanyak dulu, dan aku menyesal pernah jatuh
cinta. Segalanya jadi berantakan, segalanya serba enggak bisa di nalar,
segalanya jadi diluar perkiraan dan yang menang selalu perasaan.
Begitulah
cinta. Mungkin itulah alasan kenapa ada pepatah cinta itu buta. Emang cinta
bikin buta aku juga merasakan hal yang sama. Parahnya cinta enggak cuma bikin
buta tapi cinta juga bikin aku sakit. Yaa, sakit cinta. Aku jadi males makan,
jadi males pergi ketempat mana pun. Soalnya banyak tempat yang ngingetin aku ke
dia. Aku juga jadi males ngapa-ngapain, males ketemu orang apalagi harus
ngobrol. Sakit cinta bikin aku jadi bukan diriku sendiri. Having fun pas patah hati itu bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan. Aku pikir mungkin karena ini cinta pertama awalnya terasa indah tapi
ketika akhirnya harus kandas cinta benar-benar bikin segalanya jadi berantakan.
Kalau
bisa milih, mending dipaksa beresin gudang atau ngerjain banyak soal fisika
dengan angkanya yang bejibun dan memuakkan daripada harus jatuh cinta dan
akhirnya sakit begini. Karena meskipun masih orang yang sama tapi seiring
berjalannya waktu cinta enggak selalu sama. Cinta pasti akan berubah entah itu
makin bertambah atau berkurang perasaannya. Kenapa? Cinta yang abadi, bahagia
dan selalu ceria itu cuma ada dibanyak kisah-kisah dongeng macam punya Cinderella,
putri tidur dan banyak cerita-cerita yang dulu sering didongengin ke kita itu. Makanya
untuk nanti aku enggak mau lagi sembarangan sayang apalagi cinta. Takut sakit
lagi.
Komentar
Posting Komentar