Aku dan Danar

Kami, aku dan Danar maksudku melewati belasan tahun dengan banyak cerita. Kami hanya menjalani segalanya dan mengikuti kemana semesta akan membawa kami melangkah. Dan menunjukkan apa yang ada di ujung tunggu. 

Danar itu, tempat aku marah saat gagal terus menerus. Tempat aku kecewa saat ditolak kenyataan. Menangis saat segalanya terasa salah dan membingungkan. Mengadu, seperti hari ini setelah sampai dirumah aku baru sadar telah melupakan kacamata kesayanganku. Atau ketika kesal karena tanaman kaktusku yang tetap saja tidak mau bertahan padahal tidak pernah lagi disiram setiap setiap hari, juga ulat bulu menyebalkan yang sombong sekali merayap dipermukaan buku agendaku tetapi aku terlalu takut untuk mengusirnya. 

Lalu Danar hanya menanggapinya dengan pertanyaan aneh "Bagaimana keadaan ulat bulu yang bernasib sial karena merayap diatas buku milikku dan mengasihani kaktus lucu yang tidak berdosa justru tidak bisa hidup ditanganku".



Komentar

Postingan Populer