Hujan Dini Hari !

Pernah suatu kali aku terbangun karena diluar hujan bersahut-sahutan dengan petir yang makin lama makin mengerikan. Saat itu rasanya berat sekali, berat untuk memulai ibadah sepertiga malam. Padahal katanya Allah suka sekali dengan manusia-manusia manis nan baik yang mau bersimpuh diwaktu-waktu seperti itu pun sadar dengan keimananku yang masih sangat jauh dari kata baik. Sesekali iri sekali dengan orang-orang yang begitu istiqomah melakukan ibadah wajib atau sunahnya. Kadangkala aku melamunkan banyak hal terlebih disaat-saat seperti. Bingung rasanya aku harus berdoa yang seperti apa, ibadah yang bagaimana, sabar dan berperilaku sebaik apalagi saat semuanya tak tergenggam sama sekali. 


Aku pernah beribadah wajib yang tepat waktu saking takutnya terlambat bergegas melakukan banyak hal hingga rasanya tidak bisa bernapas dengan baik. Melengkapinya dengan dhuha dan tahajjud tanpa alpa sama sekali setiap harinya meski ngantuk yang keterlaluan menyerang, tidur yang kurang, sambil menangis pula. Tetapi disaat yang bersamaan juga aku kehilangan segalanya. Ibarat kata sudah jatuh tertimpa tangga. Sisa-sisa pilu yang kemarin saja belum selesai aku bereskan dengan baik, airmata yang kemarin saja belum benar-benar kering. 


Sejak saat itu aku mulai menjalani hidup apa adanya, tanpa ekspektasi pada siapapun, biar saja mana baiknya. Sepasrah itu, seikhlas itu, sedatar itu. Berbuat baik ketika ingin berbuat baik, mengejar apa yang ingin dikejar, berhenti ketika ingin berhenti. 


Seperti saat ini, diam dan termenung mendengarkan titik-titik hujan yang jatuh dengan kejam seperti menghujam jantung. Menepi sebentar dari keramaian, berhenti sebentar dari banyak hal yang  membingungkan, istirahat dari perlombaan melelahkan untuk saling menunjukkan pride, untuk saling memperlihatkan kehebatan meski cara mendapatkannya kadang se-ekstem itu

Komentar

Postingan Populer