Aku banyak gagalnya !

Ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan. Yang selalu aku buatkan cerita tetapi tidak pernah bisa aku miliki seutuhnya. Terasa nyata ternyata maya. Terlihat real tetapi imajiner.


Ibumu semangat sekali kau tahu? Beliau membuat semua orang sibuk dan menggerutu karena harus melakukan banyak hal untuk persiapan arisan wajib bulanannya. Dan saat ini, aku sedang berusaha mengatur napas karena berlari terlalu kencang menghampirinya. Tentu saja aku kaget luar biasa ketika mendengar beliau sesenggukan lewat telfon. Tanpa berpikir panjang aku menghampirinya mengira sesuatu yang buruk telah terjadi. Mataku hampir saja melompat keluar ketika apa yang aku dengar tidak sesuai dengan apa yang aku lihat. Orang yang beberapa saat lalu sesenggukan karena kesakita sedang asik mengunyah cookies yang dibelinya kemarin bersamaku. Sungguh, aku tidak habis pikir bahkan tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Dua lelaki dingin dan tidak peka dirumahmu inilah yang membuat beliau mengarang cerita. Menjadi satu-satunya perempuan dirumah ini ternyata sepi dan susah katanya. Aku tertawa kecil. "Aku jadi ingin menemaninya menjalani masa tua" gumamku dalam hati. 

Aku suka sekali ibumu. Dimatanya kutemukan binar matamu. Kutemukan ketangguhan yang diturunkan pada anaknya yang jauh dan keras kepala sepertimu tetapi selalu bisa menjadi rumah saat segala sesuatunya terasa salah dan membingungkan. 

Empat belas tahun danar, waktu yang sungguh sangat panjang sudah kita lewati. Tetapi meski begitu aku selalu merasa tidak pernah benar-benar mengenalmu. Padahal banyak fase yang sudah kita lewati; menjadi dua anak remaja yang malu-malu dan akan memilih jalan memutar ketika berpapasan, tidak bisa saling mengungkapkan karena ikrar persahabatan, tumbuh menjadi dua manusia yang mulai beranjak dewasa dengan ego dan ambisi masing-masing, berusaha meluangkan waktu untuk selalu bertemu. Banyak sekali ternyata. 

Kamu yang hari ini dan Danarku yang dulu masih sama, masih sangat baik dan menyenangkan. Tetapi justru membuatku tidak tenang. Aku suka sekali saat melihat matamu yang bisa ku baca dengan jelas bahwa memang hanya aku. Tetapi kamu tidak mampu meyakinkan aku bahwa memang aku yang kamu inginkan. 

Danar, padamu aku banyak gagalnya. Aku selalu ingin mengerti lebih banyak meski tahu sedikit. Tetapi sulit sekali menemukan celah untuk sekedar memahami isi kepalamu. Mengerti apa maksud dari segala tindak tandukmu. Menyelaraskan langkah agar selalu bersisian denganmu pun membuatku lelah dan hampir menyerah. 


Komentar

Postingan Populer